Kamis, 04 Januari 2018

4 Penyebab Utama Bayi Susah Buang Air Besar

4 Penyebab Utama Bayi Susah Buang Air Besar
Saat si kecil mengalami kesulitan untuk buang air besar, kita sebagai orang tua kadang jadi merasa cemas hingga stres sendiri. Karena biasanya masalah pencernaan jadi indikasi adanya gangguan pada kesehatan tubuh anak. Jadi memang agak ketar-ketir kalau tiba-tiba buah hati tercinta mengalami konstipasi atau masalah susah buang air besar.
Moms, memang lebih baik mencegah daripada mengobati. Yuk, kenali empat penyebab utama si kecil mengalami konstipasi atau sembelit. Biar kita juga bisa lebih hati-hati lagi dalam menjaga pola makan, dan sebagainya.
1. Susu Formula.
Bayi yang cuma minum ASI ekslusif bisa dibilang tak pernah mengalami sembelit atau susah buang air besar. Sementara bila bayi juga diberi susu formula, tekstur pupnya akan sedikit lebih padat. Bayi yang diberi susu formula bisa mengalami sembelit lebih sering dbandingkan bayi yang hanya mendapat ASI eksklusif. Kalau bayi sudah buang air besar selama beberapa hari setelah diberi susu formula, segera konsultasi ke dokter, ya moms.
2. Adaptasi dengan Makanan Padat
Ketika sudah saatnya mengenalkan makanan padat pada si kecil, kita harus lebih waspada lagi, moms. Bayi mungkin akan kesulitan buang air besar saat yang makanan yang dikonsumsinya mulai bervariasi. Ini karena sistem pencernaan bayi masih dalam proses untuk terus berkembang. Sehingga kalau ada makanan padat yang masuk dalam sistem pencernaannya, perlu proses adaptasi lagi.
3. Kurang Cairan
Imbangi asupan makanan yang diberikan dengan mencukupi kebutuhan cairannya. Bayi yang dehidrasi atau kebutuhan cairannya tak tercukupi bisa mengalami sembelit atau susah buang air besar. Pup yang keras akan sangat menyulitkan bayi dan membuatnya kesakitan. Penting banget untuk selalu memantau pola makan si kecil setiap harinya.
4. Pengaruh Obat-Obatan
Obat-obatan tertentu atau sirup yang kaya tinggi kandungan zat besinya bisa mempengaruhi kepadatan pupnya. Jadi kalau setelah mengonsumsi obat-obatan tertentu, si kecil mengalami sembelit atau susah buang air besar, segera periksakan ke dokter.
Satu hal lagi yang penting untuk diketahui adalah pup yang sangat encer tidak selalu berarti si kecil sedang diare. Bisa jadi itu indikasi ia mengalami sembelit.
Order Via Website
LEBIH Cepat, LEBIH Mudah, Tanpa Antri
Klik! www.viensbabyshop.co.id

sumber : vemale.com

Rabu, 03 Januari 2018

Bayi Penting Belajar Berjalan Sendiri, Mom Tidak Perlu Memaksa

Memiliki buah hati adalah anugerah indah buat setiap keluarga. Dan kelahiran sebuah bayi memberikan warna baru di keluarga tersebut. Dari hari ke hari, seorang bayi akan terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Mulai dari ia hanya menghabiskan harinya buat tidur, belajar bergerak, belajar merangkak, belajar berdiri hingga belajar berjalan.

Umumnya, bayi mulai bisa berjalan saat usianya sudah mencapai 1 tahun. Tapi tidak menutup kemungkinan bayi bisa berjalan saat usianya sudah lebih dari satu tahun atau kurang. kemampuan berjalan dari seorang anak tidaklah sesederhana yang ada di pikiran orang tua.

Tahap Awal Anak Mampu Berjalan
Pada tahap awal, langkah pertama dimulai dengan menjaga keseimbangan tubuhnya, selanjutnya mulai memindahkan titik berat badan dari kaki satu ke kaki lainnya hingga berjalan satu dua atau tiga langkah, atau bahkan banyak langkah sampai kemampuan berlari.

Mengenai kemampuan berjalan ini, Mom penting untuk membiarkan dan memberi ruang bagi buah hati untuk belajar berjalan sendiri. Pada dasarnya, setiap anak memiliki kemampuan sendiri-sendiri mengenai tumbuh kembangnya. Beberapa anak mulai bisa berjalan di usia yang sangat muda. Tapi beberapa lagi mulai bisa berjalan di usia yang lebih telat dari anak-anak seusianya.

Usia Berapa Anak Mulai Berjalan?
Mom tak perlu resah jika hingga usia 1 tahun lebih anak belum bisa berjalan. Dengan memberikan dorongan dan latihan tanpa adanya paksaan, anak akan belajar sendiri untuk mulai berdiri, menyeimbangkan tubuh hingga berjalan. Di usia 8 - 9 bulan, biasanya anak sudah mulai pandai dan kuat berdiri sendiri. Di usia ini, anak juga akan sering meminta ditatih sebagai langkah awal baginya untuk mulai melangkahkan kakinya.

Semakin sering anak ditatih, keberanian dan rasa percaya dirinya untuk berjalan sendiri akan lebih besar. Sedangkan ketika anak berusia 9 -12 bulan, kemampuan anak berdiri semakin mengesankan. Ia pun mulai melangkahkan kakinya dan merambat untuk berjalan. Puncaknya pada usia 12 - 18 bulan, umumnya anak sudah bisa berjalan sendiri.

sumber: vemale.com

Senin, 01 Januari 2018

Saat Buah Hati Demam, Jangan Panik Mom! Lakukan 5 Hal Ini

Saat Buah Hati Demam, Jangan Panik Mom! Lakukan 5 Hal Ini
Sering kali Mom dibuat panik, cemas dan sedih kala buah hati tercinta yang masih bayi menderita demam. Apalagi, jika ditambah buah hati jadi rewel, tidurnya tak nyenyak dan suhu tubuhnya begitu tinggi. Perlu untuk mom tahu, saat bayi mengalami demam, kebutuhan cairan dalam tubuhnya akan semakin meningkat. Jadi, sangat penting bagi Mom untuk memberikan ASI atau minum yang cukup.Mom tak perlu cemas ketika buah hati demam. Sebelum membawanya ke dokter atau bidan terdekat, alangkah baik jika Mom melakukan beberapa hal berikut ini, hal ini penting dilakukan demi memantau kondisi kesehatan buah hati.
1. Perhatikan Suhu Tubuh Buah Hati.
Suhu normal seseorang adalah 36 - 37 derajat celcius. Jika suhu tubuhnya lebih dari ini, bisa dipastikan bahwa buah hati sedang demam. Ukur suhu buah hati dengan termometer. Jika suhu bayi sangat tinggi di atas 39 derajat, disarankan agar Mom memeriksakan kondisinya ke dokter.
2. Perhatikan Aktivitasnya. Jika buah hati masih beraktivitas seperti biasa walau suhu tubuhnya tinggi, Mom tak perlu terlalu cemas. Beri buah hati obat penurun panas dan tetap awasi dia. Tapi, jika buah hati lemas, tidak berdaya, rewel dan susah tidur, bawa buah hati ke dokter. Pastikan juga buah hati minum obat yang tepat dan memiliki istirahat cukup. Usahakan untuk selalu ada di samping buah hati yang sedang demam.
3. Perhatikan Selimut dan Bajunya. Pastikan bahwa selimut dan baju yang dikenakan buah hati saat demam membuatnya nyaman. Hindari memakaikan pakaian yang gerah, ketat atau pun kasar pada tubuh buah hati. Ganti juga selimut buah hati dengan selimut baru agar ini membuatnya semakin tenang dan bisa istirahat dengan baik.
4. Lap atau Mandi dengan Air Hangat.
Saat buah hati demam, usahakan agar mengelap atau memandikannya dengan air hangat. Air hangat akan memberi ketenangan dan membuat tubuh buah hati nyaman. Jika panas buah hati terlalu tinggi, lap saja tubuhnya dengan handuk yang dicelupkan ke dalam air hangat. Setelah demamnya turun, baru Mom bisa memandikan buah hati dengan air hangat hingga ia sembuh. 
5. Hindari Mengompres dengan Air Es atau Alkohol.
Saat tubuh buah hati demam, hindari mengompres tubuh atau pun dahinya dengan air es serta alkohol. Mengompres dengan air es dan alkohol justru membahayakan kesehatannya. Ini juga membuat energi buah hati terbuang dan tubuhnya makin lemas. Lebih berbahaya lagi, mengompres anak dengan alkohol meningkatkan risiko gangguan pernafasan pada buah hati. 


Sumber: vemale.com

Rabu, 20 Desember 2017

6 Cara Menjaga Kesehatan Ibu Hamil & Janin Sejak Trimester Pertama.

6 Cara Menjaga Kesehatan Ibu Hamil & Janin Sejak Trimester Pertama.

Menjadi ibu hamil adalah Anugerah bagi setiap wanita. Setuju, Mom? Ya, tentunya masa trimester awal juga menjadi masa penting bagi pertumbuhan janin. Oleh karena itu, demi kesehatan Mom dan si Kecil di dalam kandungan, perhatikanbeberapa hal di bawah ini, yuk!

1. Rutin memeriksakan diri kedokter kandungan
Mom dapat berkonsultasi mengenai kehamilan dan perkembangan janin pada dokter kandungan.Ahli medis ini juga akan memberikan berbagai pengetahuan seputar cara menjaga kesehatan Mom dan janin, nutrisi ibu hamil yang diperlukan, hingga petunjuk aktivitas fisik yang aman. Dokter juga akan memeriksakondisi kesehatan dan tekanan darah, serta mengukur berat badan Mom.

2. Cukupi kebutuhan AsamFolat
Asam Folat berperan dalam melindungi janin dari risiko kelainan otak dan sumsum tulang belakang. Mom membutuhkan Asam Folat sebanyak 400 mcg setiap harinya. Sumber makanan yang mengandung Asam Folat adalah bayam, asparagus, brokoli, serta buahjeruk.

3. Berhenti merokok
Asap rokok tentunya dapat membahayakan kesehatan Mum dan janin di dalam kandungan. Janin yang terkena dampak asap rokok pun bisa mengalami kondisi berat badan rendah padasaat lahir nanti. Tak hanya itu, ibu hamil yang merokok memiliki risiko keguguran lebih tinggi.

4. Berhati-hati dalam mengonsumsi obat-obatan.

Hindari sembarangan mengonsumsi obat-obatan yang dijual bebas, apabila Mom mengalami sakit seperti flu atau batuk. Obat-obatan tersebut mungkin saja berdampak negatif bagi sang janin. Agar lebih aman, konsultasikan kepada dokter sebelum mengonsumsi obat guna menjaga kesehatan dan petumbuhan janin.

5. Perhatikan asupan ibu hamil
Makanan tidak hanya memenuhi kebutuhan nutrisi Mom, tetapi juga asupan bagi sang janin. Perbaikilah pola makan Mom dengan mengonsumsi menu seimbang. Pada trimester pertama, Mom tidak memerlukan terlalu banyak kalori. Hati-hati juga dalam memilih makanan. Tahukah, Mom? makanan-makanan seperti telur setengah matang atau mentah, kerang mentah tidak dianjurkan untuk dikonsumsi. Hal ini karena ibu hamil lebih rentan terserang bakteri dari hidangan yang belum matang.

6. Siasati morning sickness
Morning sickness kerap dialami ibu hamil pada trimester pertama. Mom akan merasakan mual sebagai gejala kehamilan yang paling nyata, karena adanya perubahan hormon di dalam tubuh. Mual dan muntah bisa terjadi sepanjang hari, namun yang terburuk adalah pada pagi hari. Mum dapat mensiasatinya dengan mengonsumsi makanan tinggi Protein, seperti keju, daging, susu ibu hamil, atau biskuit. Pilihan lain adalah jus buah atau air jahe. Apabila kondisi mual dan muntahnya tidak kunjung mereda,sebaiknya Mom berkonsultasi kepada dokter.

Order Via Website
LEBIH Cepat, LEBIH Mudah, Tanpa Antri
Klik! www.viensbabyshop.co.id

Senin, 18 Desember 2017

Kondisi Seputar Bayi Baru Lahir Yang Wajib Tahu

Kondisi Seputar Bayi Baru Lahir Yang Wajib Tahu
1.Konstipasi
Bayi yang mendapatkan asupan ASI pada umumnya tidak mengalami masalah konstipasi karena ASI memiliki kadar laktosa yang tinggi yang dapat mencegah terjadinya konstipasi. Tapi untuk bayi baru lahir yang mendapatkan susu formula, konstipasi atau sembelit bisa dialami oleh bayi. Sedangkan pada bayi usia 6 bulan penyebab terjadinya konstipasi karena bayi mulai beradaptasi dengan makanan pertama yang dikonsumsinya.
Mom, jangan khawatir sebab, masalah konstipasi pada bayi bisa diatasi dengan memperbanyak cairan yang diasup, memberikan sayuran dan buah yang kaya serat. Tapi jika selama satu minggu bayi masih mengalami konstipasi sebaiknya segera membawa bayi ke dokter.
2.Batuk dan Pilek
Bayi akan mengalami batuk dan pilek dalam satu tahun pertama kehidupannya. Hal ini disebabkan lingkungan sekitar bayi banyak virus yang bisa menyebabkan batuk dan pilek. Sedangkan tubuh bayi belum bisa secara maksimal melawan virus tesebut karena sistem kekebalan tubuh bayi masih berkembang.
Apalagi untuk bayi yang sedang dalam tahap mengeksplorasi segala sesuatu dengan tangan dan mulutnya yang bisa menyebabkan kuman masuk ke dalam tubuhnya. Untuk mengatasi batuk dan pilek pada bayi baru lahir bisa menjemur bayi di pagi hari dan terus memberikan asupan ASI.
3.Ruam Popok
Ruam popok sering menjadi masalah bagi bayi baru lahir. Ruam popok adalah kondisi iritasi yang terjadi pada bagian tubuh bayi yang tertutup popok, misal pada lipatan paha, bokong dan kemaluan. Ruam popok bisa membuat bayi rewel karena merasa tidak nyaman dan menggangu aktivitas bayi.
Gantilah popok sesering mungkin untuk tetap menjaga agar tetap bersih dan kering. Mommy bisa mengganti popok sebanyak 6-9 kali dalam sehari. Dan jangan menggunakan tisu basah atau pembersih apapun yang mengandung alkohol untuk membersihkan bagian tubuh bayi yang tertutup popok. Kulit bayi sangat sensitif sehingga penggunaan pembersih seperti tisu basah bisa menyebabkan iritasi kulit. Untuk membersihkan, mommy cukup menyelupkan kapas bersih ke dalam air hangat.
4.Diare
Sejak lahir, salah satu penyakit yang sering dialami bayi adalah diare. Problem diare pada bayi bisa disebabkan karena alergi susu, bakteri, maupun alat makan bayi kurang bersih, padahal si kecil sudah mengonsumsi makanan padat pertamanya.
Disarankan Mommy tidak memberikan jus buah sebelum usia 6 bulan. Dan kalau mommy ingin memberikan jus buah pada bayi dan tidak lebih dari 4 ons perhari.
Untuk mengatasi diare pada bayi, mommy harus memastikan bahwa bayi tidak mengalami dehidrasi. Caranya dengan menyusui bayi sesering mungkin dengan perlahan. Selain itu tetaplah menjaga kebersihan dengan mencuci tangan sebelum menyusui dan menggendong bayi dan memastikan bahwa perlengkapan makan yang digunakan bayi selalu bersih.
5.Gumoh
Gumoh dan muntah akan terjadi pada kebanyakan bayi baru lahir dan hal tersebut sangat wajar. Jadi mommy tidak perlu khawatir ya, sebab gumoh biasa terjadi pada usia bayi 12-16 minggu. Seiring bertambah usia bayi, biasanya gumoh akan berhenti.
Untuk membedakan gumoh dan muntah, mommy bisa melihat dari jumlah cairan yang keluar dari mulutnya. Kalau gumoh yang terjadi seperti air yang mengalir ke bawah dengan jumlah yang tidak banyak dan terjadi dengan spontan. Biasanya bayi setelah menyusui akan mengalami gumoh.
Sedangkan muntah mengeluarkan cairan atau makanan dalam jumlah banyak yang disertai dengan kontraksi pada otot perut. Bayi berusia 2 bulan bisa mengalami muntah karena adanya infeksi atau gangguan katup di saluran cerna.
6.Sulit Menyusui
Pada bebarapa bayi baru lahir akan mengalami masalah kesulitan menyusui. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak faktor. Misal, posisi dan pelekatan menyusui yang belum tepat sehingga membuat bayi belum bisa menyusui dengan baik. Mulut bayi yang belum bisa terbuka lebar untuk menyusu di areola.
Kamu bisa membantu bayi saat menyusui dengan membuka bibir atas dan bawah bayi kemudian menempelkan ke payudara. Saran untuk mommy, seringlah menyusui agar bayi terlatih menghisap puting dengan benar dan untuk merangsang produksi ASI yang lebih banyak.
Order Via Website
LEBIH Cepat, LEBIH Mudah, Tanpa Antri
Klik! www.viensbabyshop.co.id


Rabu, 13 Desember 2017

Kapan si Kecil Harus Mulai Menyikat Gigi?

Kapan si Kecil Harus Mulai Menyikat Gigi?
Rutin menyikat gigi adalah kebiasaan baik yang harus dikenalkan pada si Kecil. Lalu, kapan sebaiknya anak mulai menyikat gigi?
Kesehatan gigi dan mulut si Kecil kerap menjadi salah satu masalah utama yang dikeluhkan Bunda. infeksi gigi (karies) sebagai infeksi yang paling sering dialami si Kecil. Satu dari lima anak dilaporkan memiliki setidaknya satu gigi yang terinfeksi karies.
Sayangnya, masih banyak yang menganggap gigi si Kecil tak perlu diberi perawatan khusus karena masih termasuk gigi susu, yang nantinya akan tanggal pada waktunya. Padahal, gigi susu ini juga menentukan kesehatan giginya di kemudian hari.
si Kecil dengan gigi susu yang sehat dan terawat akan memiliki gigi dewasa yang sehat juga. Langkah sederhana untuk merawat gigi si Kecil sejak dini adalah sikat gigi. Pertanyaannya, kapan sebaiknya si Kecil perlu mulai menyikat gigi?
Sebelum gigi pertama tumbuh, Bunda dapat mulai membersihkan gusi dan mulut si Kecil menggunakan jari yang dibalut dengan kain bersih yang lembap. Hal ini dapat dilakukan sehabis menyusui atau sebelum tidur malam.
Kegiatan menyikat gigi dapat dilakukan setelah gigi pertama si Kecil tumbuh. Bunda dapat membersihkan gigi si Kecil dua kali sehari menggunakan sikat gigi lembut yang sesuai usianya.
Umumnya, hingga usia dua tahun si Kecil belum memerlukan pasta gigi, kecuali disarankan oleh dokter gigi karena kondisi khusus. Setelah usia dua tahun, mulai gunakan sedikit pasta gigi yang mengandung fluoride dengan takaran seukuran butiran kacang hijau untuk memperkuat gigi dan mencegahnya terkena infeksi.
Karena kemampuan motoriknya masih terbatas, sebaiknya Bunda tetap menyikat gigi si Kecil hingga usianya 7 tahun agar gigi benar-benar terjaga kebersihannya. Bila si Kecil ingin melakukannya sendiri, pastikan tidak ada sisa makanan yang tertinggal di gigi. Kalau perlu, Bunda dapat membersihkannya kembali.
Selain itu, jangan lupa untuk membawa si Kecil ke dokter gigi setiap enam bulan setelah gigi pertama tumbuh atau saat usia satu tahun untuk pemeriksaan gigi secara rutin.
Nah, Ayah dan Bunda, ajari si Kecil untuk menyikat gigi sesuai anjuran di atas. Jangan lupa untuk mengajak si Kecil ke dokter gigi setidaknya setiap enam bulan sekali. Gigi si Kecil sehat dan kuat.
Order Via Website
LEBIH Cepat, LEBIH Mudah, Tanpa Antri
Klik! www.viensbabyshop.co.id


Sumber : vemale.com