Senin, 03 September 2018
Kamis, 04 Januari 2018
4 Penyebab Utama Bayi Susah Buang Air Besar
4 Penyebab Utama Bayi Susah Buang Air Besar
Saat si kecil mengalami kesulitan untuk buang air besar, kita sebagai orang tua kadang jadi merasa cemas hingga stres sendiri. Karena biasanya masalah pencernaan jadi indikasi adanya gangguan pada kesehatan tubuh anak. Jadi memang agak ketar-ketir kalau tiba-tiba buah hati tercinta mengalami konstipasi atau masalah susah buang air besar.
Moms, memang lebih baik mencegah daripada mengobati. Yuk, kenali empat penyebab utama si kecil mengalami konstipasi atau sembelit. Biar kita juga bisa lebih hati-hati lagi dalam menjaga pola makan, dan sebagainya.
1. Susu Formula.
Bayi yang cuma minum ASI ekslusif bisa dibilang tak pernah mengalami sembelit atau susah buang air besar. Sementara bila bayi juga diberi susu formula, tekstur pupnya akan sedikit lebih padat. Bayi yang diberi susu formula bisa mengalami sembelit lebih sering dbandingkan bayi yang hanya mendapat ASI eksklusif. Kalau bayi sudah buang air besar selama beberapa hari setelah diberi susu formula, segera konsultasi ke dokter, ya moms.
2. Adaptasi dengan Makanan Padat
Ketika sudah saatnya mengenalkan makanan padat pada si kecil, kita harus lebih waspada lagi, moms. Bayi mungkin akan kesulitan buang air besar saat yang makanan yang dikonsumsinya mulai bervariasi. Ini karena sistem pencernaan bayi masih dalam proses untuk terus berkembang. Sehingga kalau ada makanan padat yang masuk dalam sistem pencernaannya, perlu proses adaptasi lagi.
3. Kurang Cairan
Imbangi asupan makanan yang diberikan dengan mencukupi kebutuhan cairannya. Bayi yang dehidrasi atau kebutuhan cairannya tak tercukupi bisa mengalami sembelit atau susah buang air besar. Pup yang keras akan sangat menyulitkan bayi dan membuatnya kesakitan. Penting banget untuk selalu memantau pola makan si kecil setiap harinya.
4. Pengaruh Obat-Obatan
Obat-obatan tertentu atau sirup yang kaya tinggi kandungan zat besinya bisa mempengaruhi kepadatan pupnya. Jadi kalau setelah mengonsumsi obat-obatan tertentu, si kecil mengalami sembelit atau susah buang air besar, segera periksakan ke dokter.
Satu hal lagi yang penting untuk diketahui adalah pup yang sangat encer tidak selalu berarti si kecil sedang diare. Bisa jadi itu indikasi ia mengalami sembelit.
Order Via Website
LEBIH Cepat, LEBIH Mudah, Tanpa Antri
Klik! www.viensbabyshop.co.id
sumber : vemale.com
Saat si kecil mengalami kesulitan untuk buang air besar, kita sebagai orang tua kadang jadi merasa cemas hingga stres sendiri. Karena biasanya masalah pencernaan jadi indikasi adanya gangguan pada kesehatan tubuh anak. Jadi memang agak ketar-ketir kalau tiba-tiba buah hati tercinta mengalami konstipasi atau masalah susah buang air besar.
Moms, memang lebih baik mencegah daripada mengobati. Yuk, kenali empat penyebab utama si kecil mengalami konstipasi atau sembelit. Biar kita juga bisa lebih hati-hati lagi dalam menjaga pola makan, dan sebagainya.
1. Susu Formula.
Bayi yang cuma minum ASI ekslusif bisa dibilang tak pernah mengalami sembelit atau susah buang air besar. Sementara bila bayi juga diberi susu formula, tekstur pupnya akan sedikit lebih padat. Bayi yang diberi susu formula bisa mengalami sembelit lebih sering dbandingkan bayi yang hanya mendapat ASI eksklusif. Kalau bayi sudah buang air besar selama beberapa hari setelah diberi susu formula, segera konsultasi ke dokter, ya moms.
2. Adaptasi dengan Makanan Padat
Ketika sudah saatnya mengenalkan makanan padat pada si kecil, kita harus lebih waspada lagi, moms. Bayi mungkin akan kesulitan buang air besar saat yang makanan yang dikonsumsinya mulai bervariasi. Ini karena sistem pencernaan bayi masih dalam proses untuk terus berkembang. Sehingga kalau ada makanan padat yang masuk dalam sistem pencernaannya, perlu proses adaptasi lagi.
3. Kurang Cairan
Imbangi asupan makanan yang diberikan dengan mencukupi kebutuhan cairannya. Bayi yang dehidrasi atau kebutuhan cairannya tak tercukupi bisa mengalami sembelit atau susah buang air besar. Pup yang keras akan sangat menyulitkan bayi dan membuatnya kesakitan. Penting banget untuk selalu memantau pola makan si kecil setiap harinya.
4. Pengaruh Obat-Obatan
Obat-obatan tertentu atau sirup yang kaya tinggi kandungan zat besinya bisa mempengaruhi kepadatan pupnya. Jadi kalau setelah mengonsumsi obat-obatan tertentu, si kecil mengalami sembelit atau susah buang air besar, segera periksakan ke dokter.
Satu hal lagi yang penting untuk diketahui adalah pup yang sangat encer tidak selalu berarti si kecil sedang diare. Bisa jadi itu indikasi ia mengalami sembelit.
Order Via Website
LEBIH Cepat, LEBIH Mudah, Tanpa Antri
Klik! www.viensbabyshop.co.id
sumber : vemale.com
Rabu, 03 Januari 2018
Bayi Penting Belajar Berjalan Sendiri, Mom Tidak Perlu Memaksa
Memiliki buah hati adalah anugerah indah buat setiap keluarga. Dan kelahiran sebuah bayi memberikan warna baru di keluarga tersebut. Dari hari ke hari, seorang bayi akan terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Mulai dari ia hanya menghabiskan harinya buat tidur, belajar bergerak, belajar merangkak, belajar berdiri hingga belajar berjalan.
Umumnya, bayi mulai bisa berjalan saat usianya sudah mencapai 1 tahun. Tapi tidak menutup kemungkinan bayi bisa berjalan saat usianya sudah lebih dari satu tahun atau kurang. kemampuan berjalan dari seorang anak tidaklah sesederhana yang ada di pikiran orang tua.
Tahap Awal Anak Mampu Berjalan
Pada tahap awal, langkah pertama dimulai dengan menjaga keseimbangan tubuhnya, selanjutnya mulai memindahkan titik berat badan dari kaki satu ke kaki lainnya hingga berjalan satu dua atau tiga langkah, atau bahkan banyak langkah sampai kemampuan berlari.
Mengenai kemampuan berjalan ini, Mom penting untuk membiarkan dan memberi ruang bagi buah hati untuk belajar berjalan sendiri. Pada dasarnya, setiap anak memiliki kemampuan sendiri-sendiri mengenai tumbuh kembangnya. Beberapa anak mulai bisa berjalan di usia yang sangat muda. Tapi beberapa lagi mulai bisa berjalan di usia yang lebih telat dari anak-anak seusianya.
Usia Berapa Anak Mulai Berjalan?
Mom tak perlu resah jika hingga usia 1 tahun lebih anak belum bisa berjalan. Dengan memberikan dorongan dan latihan tanpa adanya paksaan, anak akan belajar sendiri untuk mulai berdiri, menyeimbangkan tubuh hingga berjalan. Di usia 8 - 9 bulan, biasanya anak sudah mulai pandai dan kuat berdiri sendiri. Di usia ini, anak juga akan sering meminta ditatih sebagai langkah awal baginya untuk mulai melangkahkan kakinya.
Semakin sering anak ditatih, keberanian dan rasa percaya dirinya untuk berjalan sendiri akan lebih besar. Sedangkan ketika anak berusia 9 -12 bulan, kemampuan anak berdiri semakin mengesankan. Ia pun mulai melangkahkan kakinya dan merambat untuk berjalan. Puncaknya pada usia 12 - 18 bulan, umumnya anak sudah bisa berjalan sendiri.
sumber: vemale.com
Memiliki buah hati adalah anugerah indah buat setiap keluarga. Dan kelahiran sebuah bayi memberikan warna baru di keluarga tersebut. Dari hari ke hari, seorang bayi akan terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Mulai dari ia hanya menghabiskan harinya buat tidur, belajar bergerak, belajar merangkak, belajar berdiri hingga belajar berjalan.
Umumnya, bayi mulai bisa berjalan saat usianya sudah mencapai 1 tahun. Tapi tidak menutup kemungkinan bayi bisa berjalan saat usianya sudah lebih dari satu tahun atau kurang. kemampuan berjalan dari seorang anak tidaklah sesederhana yang ada di pikiran orang tua.
Tahap Awal Anak Mampu Berjalan
Pada tahap awal, langkah pertama dimulai dengan menjaga keseimbangan tubuhnya, selanjutnya mulai memindahkan titik berat badan dari kaki satu ke kaki lainnya hingga berjalan satu dua atau tiga langkah, atau bahkan banyak langkah sampai kemampuan berlari.
Mengenai kemampuan berjalan ini, Mom penting untuk membiarkan dan memberi ruang bagi buah hati untuk belajar berjalan sendiri. Pada dasarnya, setiap anak memiliki kemampuan sendiri-sendiri mengenai tumbuh kembangnya. Beberapa anak mulai bisa berjalan di usia yang sangat muda. Tapi beberapa lagi mulai bisa berjalan di usia yang lebih telat dari anak-anak seusianya.
Usia Berapa Anak Mulai Berjalan?
Mom tak perlu resah jika hingga usia 1 tahun lebih anak belum bisa berjalan. Dengan memberikan dorongan dan latihan tanpa adanya paksaan, anak akan belajar sendiri untuk mulai berdiri, menyeimbangkan tubuh hingga berjalan. Di usia 8 - 9 bulan, biasanya anak sudah mulai pandai dan kuat berdiri sendiri. Di usia ini, anak juga akan sering meminta ditatih sebagai langkah awal baginya untuk mulai melangkahkan kakinya.
Semakin sering anak ditatih, keberanian dan rasa percaya dirinya untuk berjalan sendiri akan lebih besar. Sedangkan ketika anak berusia 9 -12 bulan, kemampuan anak berdiri semakin mengesankan. Ia pun mulai melangkahkan kakinya dan merambat untuk berjalan. Puncaknya pada usia 12 - 18 bulan, umumnya anak sudah bisa berjalan sendiri.
sumber: vemale.com
Senin, 01 Januari 2018
Saat Buah Hati Demam, Jangan Panik Mom! Lakukan 5 Hal Ini
Saat Buah Hati Demam, Jangan Panik Mom!
Lakukan 5 Hal Ini
Sering
kali Mom dibuat panik, cemas dan sedih kala buah hati tercinta yang masih bayi
menderita demam. Apalagi, jika ditambah buah hati jadi rewel, tidurnya tak
nyenyak dan suhu tubuhnya begitu tinggi. Perlu untuk mom tahu, saat bayi
mengalami demam, kebutuhan cairan dalam tubuhnya akan semakin meningkat. Jadi,
sangat penting bagi Mom untuk memberikan ASI atau minum yang cukup.Mom tak
perlu cemas ketika buah hati demam. Sebelum membawanya ke dokter atau bidan terdekat, alangkah
baik jika Mom melakukan beberapa hal berikut ini, hal ini penting dilakukan
demi memantau kondisi kesehatan buah hati.
1. Perhatikan
Suhu Tubuh Buah Hati.
Suhu normal seseorang adalah 36 - 37 derajat celcius. Jika suhu tubuhnya lebih dari ini, bisa dipastikan bahwa buah hati sedang demam. Ukur suhu buah hati dengan termometer. Jika suhu bayi sangat tinggi di atas 39 derajat, disarankan agar Mom memeriksakan kondisinya ke dokter.
Suhu normal seseorang adalah 36 - 37 derajat celcius. Jika suhu tubuhnya lebih dari ini, bisa dipastikan bahwa buah hati sedang demam. Ukur suhu buah hati dengan termometer. Jika suhu bayi sangat tinggi di atas 39 derajat, disarankan agar Mom memeriksakan kondisinya ke dokter.
2.
Perhatikan Aktivitasnya. Jika buah hati masih beraktivitas seperti biasa walau
suhu tubuhnya tinggi, Mom tak perlu terlalu cemas. Beri buah hati obat penurun
panas dan tetap awasi dia. Tapi, jika buah hati lemas, tidak berdaya, rewel dan
susah tidur, bawa buah hati ke dokter. Pastikan juga buah hati minum obat yang
tepat dan memiliki istirahat cukup. Usahakan untuk selalu ada di samping buah
hati yang sedang demam.
3.
Perhatikan Selimut dan Bajunya. Pastikan bahwa selimut dan baju yang dikenakan
buah hati saat demam membuatnya nyaman. Hindari memakaikan pakaian yang gerah,
ketat atau pun kasar pada tubuh buah hati. Ganti juga selimut buah hati dengan
selimut baru agar ini membuatnya semakin tenang dan bisa istirahat dengan baik.
4. Lap atau Mandi
dengan Air Hangat.
Saat buah hati demam, usahakan agar mengelap atau memandikannya dengan air hangat. Air hangat akan memberi ketenangan dan membuat tubuh buah hati nyaman. Jika panas buah hati terlalu tinggi, lap saja tubuhnya dengan handuk yang dicelupkan ke dalam air hangat. Setelah demamnya turun, baru Mom bisa memandikan buah hati dengan air hangat hingga ia sembuh.
5. Hindari Mengompres dengan Air Es atau Alkohol.
Saat tubuh buah hati demam, hindari mengompres tubuh atau pun dahinya dengan air es serta alkohol. Mengompres dengan air es dan alkohol justru membahayakan kesehatannya. Ini juga membuat energi buah hati terbuang dan tubuhnya makin lemas. Lebih berbahaya lagi, mengompres anak dengan alkohol meningkatkan risiko gangguan pernafasan pada buah hati.
Saat buah hati demam, usahakan agar mengelap atau memandikannya dengan air hangat. Air hangat akan memberi ketenangan dan membuat tubuh buah hati nyaman. Jika panas buah hati terlalu tinggi, lap saja tubuhnya dengan handuk yang dicelupkan ke dalam air hangat. Setelah demamnya turun, baru Mom bisa memandikan buah hati dengan air hangat hingga ia sembuh.
5. Hindari Mengompres dengan Air Es atau Alkohol.
Saat tubuh buah hati demam, hindari mengompres tubuh atau pun dahinya dengan air es serta alkohol. Mengompres dengan air es dan alkohol justru membahayakan kesehatannya. Ini juga membuat energi buah hati terbuang dan tubuhnya makin lemas. Lebih berbahaya lagi, mengompres anak dengan alkohol meningkatkan risiko gangguan pernafasan pada buah hati.
Sumber: vemale.com
Langganan:
Postingan (Atom)